Sengaja tulisan kali ini saya beri judul Decision ( Keputusan ) karena isinya merupakan cerita tentang keputusan saya ketika saya memutuskan untuk mondok di sebuah pesantren yang letaknya jauh dari kampung halaman saya.
Mungkin kebanyakan orang berpikir atau beranggapan bahwa orang yang mondok itu tadinya adalah anak-anak nakal yang oleh kedua orang tuanya sengaja dimasukkan ke pondok agar bisa jadi anak yang baik. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar dan harus diluruskan karena pondok bukanlah bengkel yang bisa merubah yang tadinya rusak jadi baik. Walaupun memang ada beberapa anak yang tadinya nakal menjadi baik setelah dimasukan ke pesantren. Tapi sebenarnya itu pun tidak menjamin karena semuanya tergantung individu masing-masing.
Dan alasan diri saya sendiri yang kemudian memutuskan untuk mondok merupakan murni karena keinginan sendiri tanpa ada paksaan atau bujukan dari keluarga, malah awalnya orang tua saya sedikit ragu ketika mendengar permintaan saya untuk mondok. Tapi karena melihat keinginan saya yang begitu kuat akhirnya mereka mengizinkan saya untuk mondok.
Sebenarnya keinginan saya untuk mondok muncul dengan tidak sengaja, saat itu saya masih duduk di bangku kelas 3 SD tepatnya saat bulan Ramadhan ketika selesai makan sahur saya menonton acara di televisi yaitu “Jejak Rasul’ sambil menuggu adzan subuh. Dan kebetulan yang ditayangkan saat itu adalah profil sebuah pondok pesantren. Mulai dari situlah saya mempunyai keinginan untuk mondok dipesantren yang orang tua saya bilang itu Pondok Pesantern Gontor karena saya tertarik setelah melihat profil pondok tersebut.
Itulah latar belakang keputusan saya untuk mondok yang entah bagaimana begitu kuatnya sehingga bujukan apapun tidak saya hiraukan lagi.